TUGAS
Teknologi
Pengolahan Limbah Cair
(Industri
Tahu)
Disusun
Oleh :
Yohanes
Turman Robinson Sinaga
Rahmattulah
Pahriah
Gandi
Saputra
Deny
Setiawan
Ana
Wulandari
Arga
Gautama
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
BAB
I
Deskripsi
Perusahaan
Perusahaan Tahu ini bernama tahu
Suwandi berdiri pada pada tahun 1992 dengan kapasitas produksi 3-4 karung
kedelai perhari atau 2 kuintal. Jam
kerjanya sesuai kemauan karyawan.Perusahaan ini terletak di intan sari
kelurahan sungai besar kecamatan banjarbaru selatan.bahan bakunya dari kedelai
lokal 1 karung harganya 8000 rupiah beratnya 1 karung =50 kg. Bahan pembantunya
adalah air,air cuka,minyak goreng.bahan pengemas keranjang putih.waktu di cetak
dengan cetakan sebanyak 36 papan 1 papan
isinya 30 tahu. 1 karung kedelai menghasilkan ½ karung ampas tahu, ampas tahu
hasil produksi pembuatan tahu ini dijual untuk pakan ternak, 1 karungnya dijual
Rp.20.000 – Rp.25.000. tenaga kerja di pabrik tahu Pak Suwandi terdiri dari 4
orang. Dari proses produksi pengolahan tahu menghasilkan limbah cair dari
proses pencucian kedelai dan proses penyaringan atau pemisahan cuka, air dengan
sari kedelai. Limbah cair yang dihasilkan dibuang ketempat penampungan limbah
atau sepiteng.
BAB
II
Sumber
Limbah Cair dan Penanganan
Menurut
Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1998
yang dimaksud dengan pencemaran adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air, udara/tanah dan atau
berubahnya tatanannya (komposisi) oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air,
udara/tanah menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.
Dengan
semakin meningkatnya perkembangan industri, maka semakin meningkat pula tingkat
pencemaran pada perairan yang disebabkan oleh hasil buangan industri tersebut.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh
perkembangan industri, perlu dilakukan upaya pengendalian pencemaran lingkungan
dengan menetapkan baku mutu lingkungan, termasuk baku mutu air pada sumber air
dan baku mutu limbah cair. Baku mutu air pada sumber air adalah batas kadar
yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di dalam air tetapi
air tersebut tetap dapat digunakan sesuai dengan kriterianya, sedangkan baku
mutu limbah cair merupakan kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan
pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada sumber air,
sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air.
Limbah industri tahu
adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu maupun pada saat
pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah
padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan
untuk makanan ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila
dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai. Limbah cair
yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami
perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau
menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman
penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh
manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat
kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan.
Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila
masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit
lainnya.
Sumber
Limbah
Industri tahu membutuhkan air untuk
melakukan proses sortasi, perendaman, pengupasan kulit, pencucian,
penggilingan, perebusan, dan penyaringan. Kemudian, air buangan dari proses
tersebut yang dinamakan limbah cair. Limbah cair industri tahu ini memiliki
kandungan senyawa organik yang sangat tinggi. Tanpa proses penanganan yang
baik, limbah tahu dapat menyebabkan berbagai dampak negatif seperti polusi air,
sumber penyakit, bau tak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan menurunkan
estetika lingkungan sekitar. Limbah cair yang dibuang ke perairan tanpa
pengelohan terlebih dahulu juga dapat mengakibatkan kematian makhluk hidup
dalam air termasuk mikroorganisme (jasad renik) yang berperan penting dalam
mengatur keseimbangan biologis dalam air. Dalam kunjungan kami di pabrik tahu
ini belum ada pengolahan limbah secara intensif maupun pemanfaatan limbah cair
yang lebih baik, karena limbah cair hanya dibuang ke tempat penampungan limbah
cair berupa sepsitank.
Usulan
Penanganan
Masih banyak pabrik tahu di
Indonesia yang tidak memiliki proses pengolahan limbah cair. Salah satu
alasannya adalah caranya yang kompleks dan tidak efisiennya proses pengolahan
limbah. Padahal limbah cair pabrik tahu memiliki kandungan senyawa organik
tinggi yang dapat berpotensi untuk menghasilkan biogas melalui proses
an-aerobik. Pada umumnya, biogas mengandung 50-80 % metana, karbon dioksida, H2S,
dan sedikit air yang bisa dijadikan sebagai pengganti minyak tanah dan LPG.
Dengan mengkonversi limbah cair tahu menjadi biogas, pemilik pabrik tahu tidak
hanya ikut serta berkontribusi dalam menjaga lingkungan tetapi juga
meningkatkan pendapatannya dengan mengurangi konsumsi bahan bakar pada proses
pembuatan tahu. Selain itu limbah industri tahu masih bisa dimanfaatkan
lagi dalam berbagai macam bentuk yang menguntungkan. Sebagai contoh,
pemanfaatan limbah cair tahu menjadi nata de soya dan abon yang
merupakan salah satu bentuk diversifikasi makanan berbahan baku ampas tahu.
KESIMPULAN
1. Limbah cair yang dihasilkan Perusahaan
Tahu Suwandi dibuang ketempat penampungan limbah atau sepiteng dan tidak ada
penanganan lebih lanjut untuk dimanfaatkan.
2. Limbah industri tahu adalah
limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu maupun pada saat pencucian dan
penyaringan kedelai.
3. Dengan mengkonversi limbah cair
tahu menjadi biogas, pemilik pabrik tahu tidak hanya ikut serta berkontribusi
dalam menjaga lingkungan tetapi juga meningkatkan pendapatannya dengan
mengurangi konsumsi bahan bakar pada proses pembuatan tahu. Selain itu
limbah industri tahu masih bisa dimanfaatkan lagi dalam berbagai macam bentuk
yang menguntungkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Firdauz, Srikandi. 1992. Polusi
Air & Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Jenie, Betty Sri Laksmi dan Rahayu, Winalti Pudji.
1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Sastrawijaya, A. Tresna. 1991. Pencemaran
Lingkungan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
http://jefreykhunt.blogspot.com/2013/06/pencemaran-lingkungan-yang-di-sebabkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar